BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
DESAIN
PENELITIAN
A.1. Variabel Penelitian
Menurut
Fred N. Kerlinger (203: 49) variabel adalah suatu sifat yang dapat memilki
bermacam nilai. Selanjutnya dia mengatakan bahwa variabel adalah lambing atau
simbol yang padanya kita lekatkan nilai yang berupa angka. Jadi variabel
merupakan suatu gejala atau sifat dari suatu objek yang mempunyai variasi atau
nilai yang berbeda dengan objek yang lain yang menjadi focus penelitian untuk
diamati.
Menurut Sugiono (98: 27) Variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang
mempunyaivariasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini variabel-variabelnya dibedakan
menjadi variabel bebas (Independent Vaviabel) yaitu variabel yang mempengaruhi
terdiri dari Insentif, Motivasi Keja dan Budaya Organisasi. Variabel lainnya
adalah variabel terikat (dependent
Variabel) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas dalam penelitia ini adalah kinerja pegawai.
Modul Hubungan Variabel-Variabel
Penelitian dapat dilihat di bawah ini:
B.2. Hipotesis
Agar pembahasan penelitian ini lebih terarah, maka
diangkat beberapa hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang
telah dirumuskan. Untuk melihat hubungan antara variabel insentif, motivasi
kerja dn budaya organisasi terhadap kinerja pegawai sekretariat Kab. Seluma.
Maka hipotesis yang akan diteliti adalah
HoA :
Tidak ada pengaruh Antara pemberian Insentif terhadap kinerja pegawai
H1,A :
Terdapat pengaruh antara pemberian Insentif terhadap kinerja pegawai
HoB :
Tidak ada pengaruh Antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
H1,B :
Terdapat pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
HoC :
Tidak ada pengaruh Antara budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
H1,C :
Terdapat pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
B. Populasi dan Sampel
B.1. Populasi
Menurut Sugiono ( 1998: 57) yang dimaksud dngan
populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek/ subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.” Hal ini
berarti bahwa populasi dapat berupa
jumlah objek atau subjek yang akan diteliti, dapat juga keseluruhan
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tertentu.
Sementara penelitian ini dilakukan dalam lingkungan
Sekretariat Kabupaten Seluma dengan objek penelitian seluruh pegawai
Sekretariat Kabupaten Seluma.
B.2. Sampel
Sampel
adalah bagian populasi yang diteliti, menurut Fred N. Kerlinger (2003: 188)
kata “sampling” berarti mengambil sampel. Atau mengambil sesuatu bagian
populasi atau semesta sebagai wakil ( representatif) populasi atau semsta itu.
Metode
penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Stratifield Random Sampling (SRS) dengan pembagain strata berdasarkan bagian
bidang kerja masing-masing.
STATISTIK
PEGAWAI SEKRETARIAT KAB. SELUMA
BAGIAN
|
JUMLAH TOTAL
|
PERMANEN > 1 TAHUN
|
JUMLAH SAMPEL
|
Adm.Umum dan Perlengkapan
|
76
|
43
|
20
|
Tata Pemerintahan
|
34
|
26
|
7
|
Sunram
|
41
|
31
|
4
|
Humas Protokoler
|
37
|
29
|
5
|
Kesra
|
31
|
15
|
2
|
Ekonomi
|
43
|
27
|
1
|
Hukum
|
45
|
40
|
7
|
Demikian
sampel pada Penelitian ini hanya pegawai yang telah berstatus Permanen diatas
satu tahun. Sampel berjulah 46 Responden dengan sampel terbesar dari Bagian
Adm.Umum dan perlengkapan yaitu 20 Responden
sisanya 26 Responden diambil dari bagian lainya secara Proporsional
berdasarkan jumlah pegawai permanen yang ada di Sekretariat Daerah kabupaten Seluma
diatas.
C. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah semua alat yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah atau
mengumpulkan mengolah, menganalisa, dan menyajikan data-data secara sistematis
serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji
hipotesis.( Sugiono: 2008). Instrument dalam penelitian ini adalah kuesioner
dan daftar wawancara.
D.
Prosedur
Pengumpulan Data
Untuk memeproleh data dan informasi yang
lengkap,reliable, objektif, dan up-to date melalui kajia ini maka metode yang
lajim digunakan menurut Samudra Wibawa (1997: 27) adalah sebagai berikut:
“Survey, kuesiner, interview
terbimbing maupun interview bebas dan mendalam, analisa data sekunder misalnya
(data tentang dokumen tertulis yang relevan) dan observasi langsung ke lapangan
sebagai data primer.”
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
Pertama : melakukan survey dengan
menyebar kuesioner kepada responden.
Kedua
: teknik wawancara berstruktur dan tidak tersuktrur.
Wawancara terstruktur dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara
tidak terstruktur dilakukan dengan bebas dan mendalam. Wawancara tidak
terstruktur ini dilakukan untuk memastikan bahwa jawaban responden pada
wawancara terstruktur tidak terdapat kesalahan.
Sedangkan
pengumpulan data sekunder, diperoleh dari data yang telah tersusun dari bentuk
dokumen, arsip yang dipublikasikan maupun tidak dan studi kepustakaan, sehingga
fungsi data sekunder ini adalah untuk menunjang data primer penelitian.
Oleh
karena itu, penu;is menggunakan tiga metode pengumpulan data agar dapat
memperkaya informasi dan penambah masukan dalam penarikan kesimpulan, yakni:
1.
Teknik
Observasi
Menurut
Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau
gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam
penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya
wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang
akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama
wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan
sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut
Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting
yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang
terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang
terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Menurut
Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering
dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan
demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang
konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka,
berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan
untuk mendekati masalah secara induktif.
c. Observasi
memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri
kurang disadari.
d. Observasi
memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai
sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
e. Observasi
memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap
penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian
dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang
diteliti.
2.
Teknik
Wawancara
Menurut
Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan
sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara
tatap muka.
Pada
penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara dengan
menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara
yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa
menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang
eksplisit.
Pedoman
wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa
yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau
ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana
pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya,
sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara
berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998)
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang
menjadi kekuatan metode wawancara :
a) Mampu
mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka
tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
b) Fleksibel,
pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
c) Menjadi
stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat
dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan,
metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :
a) Retan
terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya
kurang baik.
b) Retan
terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
c) Probling
yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.
d) Ada
kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.
3.
Teknik
Dokumentasi atau Study Kepustakaan.
E. Alat
Bantu pengumpulan Data
Menurut Poerwandari (1998) penulis sangat berperan
dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik
tersebut, mengumpulkan data, hingga analisis, menginterprestasikan dan
menyimpulkan hasil penelitian.
Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan
alat Bantu (instrumen penelitian). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3
alat bantu, yaitu :
1.
Pedoman wawancara
Pedoman wawancara
digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan
penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian,
tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2.
Pedoman Observasi
Pedoman observasi
digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan
penelitian. Pedoman observasi disusun berdasrkan hasil observasi terhadap
perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting
wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi yang muncul
pada saat berlangsungnya wawancara.
3.
Alat Perekam
Alat perekam berguna
Sebagai alat Bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada
proses pengambilan data tampa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban
dari subjek. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan
setelah mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat
wawancara berlangsung.
F. Metode Analisis Data
E.1.
Sumber Data
Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data
Primer
Data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dilapangan dan penyebaran kuestioner
kepada responden.
2. Data
Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari
pengolahan administrasi dan literature yang ada.
E.2. Klasifikasi Skor
Penyebaran daftar pertanyan (kuesioner) diukur
dengan menggunkan skala ordinal dalam format likert dan diberi skor,
diklasifikasikan menjadi 5 kategori/ derajad jawaban, seperti contoh : skor ,
sangat tidak setuju (STS), SKOR 2, tidak setuju (TS), skor 3, nertal/ ragu-ragu
(N), skor 4, setuju (S), dan skor 5, sangat setuju (SS).
Keuntungan menggunkan format Likert dalam penelitian
ini adalah bahwa memungkinkan responden membedakan jawaban mereka diantara yang
tak mungkin dijawab dalam bentuk fikiran ganda sehingga dapat lebih jelas
menyatakan deajad pendapat mereka atas kinerja mereka, lebih hanya sekedar
terbatas pada jawaban “YA” atau “TIDAK”. (Gusmali: 1994).
E.3. Pengeditan (Editing)
Data yang kembali diperiksa untuk mengetahui apakah
responden benar cara pengisiannya, artinya pengisian kuesioner dilakukan dengan
baik untuk diproses ke tahap selanjutnya.
E.4. Kodefikasi
Data yang ada di kuesoner dipindahkan di lembar kode
yang telah ditentukan dengan member identifikasi angkan tertentu.
Didasari data empirik yang diperoleh, pengolahan dan
analiis data dalam perhitungan statistiknya dibantu computer dengan menggunkan
program SPSS versi 13.0 untuk mempercepat hasil penelitian dengan harapan
hasilnya valid dan benar.
E.5. Teknik Pengujian Hipotesis
Pengujian
hipotesis bertujuan untuk membuktikan kebenaran dugaan atau ramalan yang telah
diajukan, sehingga dapat diterima atau sebaliknya ditolak, dengan berdasarkan
data empiric yang telah diperoleh. Metode dan teknik yang digunkan adalah
metode kuantitatif dengan metode dengan teknik analisa statistik.
E.6.
Metode Korelasi Product Moment Pearson
Dalam
analisa pengaruh terhadap dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu pertama, meneliti apakah data sampel
yang diobservasi memberikan bukti yang cukup unttuk mebuktikan bahwa
variabel-variabel dalam populasi yang diamati mempunyai hubungan? Kedua, menghitung suatu ukuran yang
dalam beberapa hal menggambarkan suatu tingkat
kekuatan hubungan antra variabel-variabel tersebut. Ukuran seperti ini
dihitung dari data sampel yang biasanya bermanfaat untuk beberapa tujuan sepeti
dibawah ini:
1. Dapat
mengukur kekuatan hubungan antara unit pengamatan dan sampel
2. Dapat
menyediakan suatu taksiran titik dari ukuran kekuatan hubungan antara variabel
dari populasi,
3. Dapat
menyediakan dasar pembentukan interval kepercayaan dari ukuran kekuatan
hubungan variabel dari populasi,
4. Dapat
membuat sipeneliti mencapai suatu kesimpulan mengenai adanya hubungan dalam
populasi dimana sampel diambil secara acak.
Ukuran kekuatan hubungan atau yang seing disebut
ukuran korelasi merupakan variabel random yang digunakan untuk mengukur
kekuatan hubungan antara observasi-observasi yang diambil secara acak yang
datanya berpasangan. Sebagai contoh diambil sampel berukuran n dari populasi
bivariat, maka datanya adalah (Xi,Yi),
untuk i 1,2,3,….n. ukuran korelasi sampel yang umumnya digunakan adalah koefesin
korelasi-produk-moment pearson, yang biasanya dinotasikan dengan r,,,
didefinisikan sebagai berikut:
Dimana X dan Y adalah variabel-variabel yang diamati,
sedangkan X dan Y,masing-masing adalah rata-rata atau mean sampel dari variabel
random X dan Y.